Join us di Intimonopoly

Doa Politisi Gerindra Berujung Kecam.

Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat, yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat."

"Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat. Hari ini di Kota Medan di Sumatera Utara, 5.000 KK di Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara. Allah, lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemerintah."

"Ya rahman, ya rahim tapi kami masih percaya kepada-Mu, bahwa kami masih menadahkan tangan kepadamu artinya engkau adalah Tuhan kami, engkau adalah Allah yang maha esa. Allah, kalau ada mereka (pemimpin) yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka ya Allah. tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negara ini Ya Allah."

Bait doa itu dilantunkan anggota DPR-RI dari Fraksi Gerindra, Muhammad Syafi'i saat sidang paripurna tahunan dan Rancangan Undang-Undang RAPBN Tahun Anggaran 2017, Selasa (16/8) sore di Ruang Rapat Paripurna 1, Kompleks Parlemen, Senayan. Usai membacakan doa itu, Syafi'i dibanjiri ucapan yang masuk melalui telepon genggamnya.

"Yang saya terima (pesan singkat) abis doa, saya sampai harus 3 kali ngecas HP. Sampai hari ini lebih dari 1.000-an yang masuk. Isinya 100 persen mengapresiasi. Banyak yang apresiasi saya bangga sekali," kata Syafi'i saat ditemui di ruang kerjanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (19/7).

Pujian juga datang dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Saat anggota Komisi III DPR ini membacakan doa, seluruh kader Gerindra berkumpul di kediaman Prabowo di Hambalang, Jawa Barat. Prabowo mengacungkan jempol atas doa yang dia panjatkan.

"Beliau (Prabowo) tanya tanggapan masyarakat apa? Saya bilang 'Bagus Pak'. Beliau tanya juga 'Ada enggak gangguan karena doa itu'. Saya jawab 'Enggak ada'. Beliau apresiasi, karena beliau itu enggak suka (kader Gerindra) jelek-jelekin orang," cerita Syafi'i.

Tak hanya Prabowo, kata dia, pujian juga datang dan mengalir dari pimpinan partai politik lainnya. Termasuk pimpinan fraksinya di DPR. "Terus terang saat itu pimpinan partai dan fraksi bilang 'selamat doanya bagus'," ujarnya.

Doa yang dilantunkan Syafi'i menyita perhatian karena dianggap menyindir pemerintah yang berkuasa. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo salah satu yang menyayangkan isi doa tersebut. Seharusnya doa tentang kebaikan kepada bangsa dan negara, bukan dibumbui kritik dan sindiran untuk pemerintah.

"Sangat disayangkan kalau doa kepada Tuhan diputarbalikan. Soal yang bersangkutan menempatkan posisinya yang berseberangan dengan pemerintah, itu sah. Namun kalau diimplementasikan dalam doa. Biarkan Tuhan yang mendengarnya, prinsip saya yang salah akan jatuh sendiri," kata Mendagri.

Politisi Demokrat Ruhut Sitompul pun geram mendengar doa tersebut. Dia menilai ada muatan politis di balik doa tersebut. "Kalian tahu partainya apa. Sudah tahu partainya apa, dikasih doa itu saja dan ini orang sudah banyak kok yang aneh-aneh. Itu doa makanya enggak baik, ngeri doa itu," kata Ruhut.

Ruhut menyarankan agar doa dari kader Gerindra diusut Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Kalau perlu, kata dia, diberikan sanksi yang tegas karena ulahnya melontarkan kritik dengan doa. Seharusnya ada yang menyortir isi doa sebelum dibacakan.

"Saya sangat sesalkan, itu kecolongan. Itu doa kecolongan. Yang namanya doa supaya nggak berpolitik itu pakai teks. Doa kan tidak bebas, doa bukan improve itu," ucapnya.

Kecaman juga datang dari Majelis Ulama Indonesia. Ketua MUI Ma'ruf Amin menilai seharusnya dalam memanjatkan doa tidak boleh berisi kritikan atau sindiran. Sebab esensi doa adalah memanjatkan keinginan dan harapan yang berisi hal-hal baik.

"Kalau kita memohon kepada Allah itu harus yang baik-baik saja. Semoga bangsa kita menjadi lebih baik lagi itu boleh saja, tapi jangan menjelekkan pihak tertentu dengan sindir kanan, sindir kiri," jelas Ma'ruf saat dihubungi

Syafi'i menepis anggapan doa yang dipanjatkan bertujuan mengkritik atau menyindir pemerintah. Doa yang meminta dijauhkan dari pemimpin yang sering ingkar janji bukan ditujukan untuk Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Dia meminta maaf jika doa yang disampaikan melukai hati pemerintah.

"Tidak ada keinginan saya melakukan itu (sindiran). Kalau ada yang merasa tersinggung saya minta maaf. Saya menangis karena saya ini DPR Masih banyak yang aku tangani terbentur. Ada kesedihan itu," kata Syafi'i.

Dia juga membantah jika doa tersebut disebut titipan untuk mengkritik langsung pemerintahan Joko Widodo. Doa tersebut tidak dipersiapkan jauh hari, melainkan mengalir secara spontan. "Doa itu berasal 60 persen yang ada hati saya. 40 persen mengalir saja. Tidak ada rekayasa. Tidak ada pesanan," katanya.

Previous
Next Post »

Inti Monopoly